Skip to main content

Usulan Presidential Threshold 10% Menguat, Golkar Ngotot 20%

Jakarta - Pembahasan RUU Pemilu masih belum menemukan titik tengah antara pemerintah dan DPR karena masih terganjal karena pada isu presidential threshold (ambang batas pencalonan presiden). Golkar yang pilihannya sama dengan pemerintah, berharap partai lain bisa menyamakan paradigma.

Saat ini, pemerintah bersama sejumlah partai memiliki posisi yang sama untuk ambang batas capres. Yakni minimal 20% perolehan kursi di DPR dan 25% suara nasional dalam pemilu.

"Pembahasan UU pemilu ini harus diorientasikan pada penguatan sistem presidensial. Perlu diatur sedemikian rupa sehingga hasil pilpres memiliki dukungan dari parlemen yang kuat juga," ungkap Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dalam jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (9/7/2017).

"Bayangkan kalau 20% dan semua bisa nyalon, ada orang yang terpilih tapi nggak dapat dukungan parlemen. Kita jangan pikirkan kepentingan sendiri," imbuhnya.

Seperti diketahui, saat ini masih terjadi tarik ulur soal angka presidential threshold. Demokrat masih bersikukuh di angka nol persen, sementara partai seperti PDIP atau Golkar dan pemerintah ingin di angka 20-25 persen. Beberapa parpol seperti Hanura, PAN, Gerindra siap berkompromi di angka 10-15 persen sebagai jalan tengah.

Golkar memastikan syarat 20-25 persen ambang batas capres sudah ideal. Sebab hal tersebut juga menjadi aturan pada Pilpres dua periode ke belakang dan berjalan dengan baik.

"Dalam rangka itu maka ambang batas presiden 20 persen kursi dan 25 persen suara itu tetap kita jalankan. Apalagi itu udah pernah dilakukan di 2009 dan 2014," kata Idrus.

Meski begitu Golkar mengaku masih terus melakukan lobi-lobi politik ke partai yang lain. Khususnya partai-partai yang memiliki keinginan berbeda dengan Golkar.

"Kita lobi saja semua, kita komunikasikan. Golkar hanya mengajak untuk mari kita miliki paradigma yang sama," ucapnya.

Isu soal ambang batas capres ini menimbulkan berbagai wacana. Bahkan rencana Kemendagri untuk menaikkan dana bantuan parpol dari Rp 108 menjadi Rp 1.000 per satu perolehan suara di pemilu dinilai sebagai bentuk barter.

Golkar sendiri mendukung rencana kenaikan dana bantuan parpol. Negara menurut Idrus memiliki kewenangan untuk membangun dan mengembangkan kelembagaan partai. Namun hal tersebut terkait dengan urusan biaya yang kemudian harus diatur sedemikian rupa.

Paradigma harus kita ubah. Sebenarnya negara miliki kewenangan untuk membangun dan mengembangkan kelembagaan partai. Nah dari faktor itu yg harus dipertimbangkan adalah masalah biaya. Tapi harus diatur sedemikian rupa.

"Itu harus dihitung berdasar dari seberapa banyak suara yang dimiliki partai itu. Peningkatan itu mestinya jadi cara untuk jamin demokratisasi," ujar dia.

"Perlu diberi dukungan. Jangan selalu melihat bahwa ini perlawanan," tutup Idrus. (elz/imk)

Comments

Popular posts from this blog

Si Tampan Hamish Daud yang Bikin Raisa Luluh

Hot Photo Selasa, 10 Okt 2017 22:26 WIB  ·   Ismail - detikHOT Jakarta detikHot - Hamish Daud terlihat beraktivitas lagi di dunia hiburan usai bulan madu dengan Raisa. Ia keren dengan kemeja hijau. Foto 1 dari 4 Hamish kala ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar. Foto: Ismail Wah, Kartika Putri Angkat Anak Lagi CELEB | Selasa, 10 Okt 2017 19:28 WIB Walaupun belum pernah menikah, aktris Kartika Putri tidak berhenti untuk berbuat baik. Salah satunya dengan mengangkat anak lagi.

Ada Nama Ustad Guntur Bumi di Dakwaan Gatot Brajamusti

Jakarta - Dalam pembacaan dakwaan di sidang perdana Gatot Brajamusti terkait kepemilikan satwa liar dan senjata api ilegal, ada nama Ustad Guntur Bumi yang disebut-sebut. UGB disebut adalah orang yang memberikan harimau Sumatera yang sudah mati dan diawetkan untuk Gatot Brajamusti. Saat pemeriksaan mantan Ketua PARFI itu mengakui bahwa harimau Sumetera yang sudah mati dan diawetkan itu diberikan oleh Ustad Guntur Bumi sebagai hadiah ulang tahun pada tahun 2011. Harimau itu pun sudah disimpan tanpa izin selama 5 tahun. Dituliskan dalam surat dakwaan saat diperiksa sebagai saksi membantah soal hadiah harimau sumatera itu. UGB mengaku pada tahun yang disebutkan oleh Gatot dirinya masih tinggal di Semarang. "Berdasarkan keterangan saksi H. Susilo Wibowo alias Ustad Guntur Bumi, tidak pernah memberikan satu ekor harimau yang sudah mati atau telah diawetkan sebagai hadiah ulang tahun terdakwa. Karena pada tahun 2011 saksi Ustad Guntur Bumi masih menetap d

Wah, Kartika Putri Angkat Anak Lagi

Jakarta - Walaupun belum pernah menikah, aktris Kartika Putri tidak berhenti untuk berbuat baik. Salah satunya dengan mengangkat anak lagi. Setelah sebelumnya presenter ini mengangkat satu anak bernama Juna, kini dari beberapa unggahan di Instagram pribadinya Kartika tampak mengangkat anak kembali. "Iya Alhamdulillah mungkin bahagianya beda beda setiap orang. Aku Alhamdulillah sudah menemukan kebahagiaan sendiri, yaitu dengan anak-anak di sekitar aku yang luar biasa dan menjadi semangat aku," ujar Kartika saat ditemui di kawasan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (10/10). Hal itu pun menjadi motivasinya untuk bekerja semakin giat. Dengan memiliki anak, Kartika selalu ingin pulang cepat. "Setiap pagi kalau ke luar kota mikirnya berkali kali. Mikirin anak, sudah ada yang mau sekolah, ada yang perlu perhatian lagi. Pulang kerja juga harus buru-buru pulang," tukasnya. Tanpa disadari, Kartika mengaku merasakan rezeki pun terus menerus meng