
Sistem mikrotransaksi, tidak dipungkiri, menjadi salah satu cara ampuh bagi developer dan publisher game atau aplikasi dalam merauh uang. Konsep ini banyak disebut freemium, di mana pada praktiknya game atau aplikasi yang diunduh tidak sepenuhnya gratis.
Pokemon Go hingga saat ini sudah berusia satu tahun sejak dirilis pertama kali bulan Juli 2017. Sejak saat itu pula game ini disebut sudah meraih pendapatan hingga USD 1,2 miliar. Nah, kini berdasarkan data dari SensorTower terlihat bahwa gamer Jepang yang menjadi penyumbang terbanyak untuk pendapatan Pokemon Go.
Foto: Getty ImagesSeperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Kamis (13/7/2017), gamer di Jepang menghabiskan USD 26 per download. Angka yang diraih oleh Jepang bahkan berjarak jauh dengan posisi kedua yang ditempati Amerika Serikat, dimana hanya USD 7,7.
Sementara itu untuk posisi berikutnya ditempati oleh Kanada dengan jumlah USD 7,60, Australia dengan USD 6,20, Jerman di USD 6,10, Swedia di USD 5,90, Inggria di USD 5, Taiwan dengan USD 4,60, Korea Selatan di USD 3, dan Perancis yang hanya USD 2.80.
Walau gamer di Jepang menjadi gamer yang paling sering mengeluarkan uang untuk Pokemon Go, disebut bahwa pasar Amerika Serikat tetap menjadi pasar yang paling menguntungkan bagi Niantic. (mag/rou)
Comments
Post a Comment