
Deklarasi dibacakan langsung oleh Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Een Herdiyani di aula Graha Sanusi Hardjadinata kampus Universitas Padjajaran (Unpad), Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jabar, Jumat (14/7/2017).
"Deklarasi ini dilakukan dengan memerhatikan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, secara khusus membangun radikalisme dan terorisme," kata Een.
Berikut isi empat poin deklarasi kampus antiradikalisme:
1. Kami berpegang teguh pada posisi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ideologi dan Pandangan hidup bangsa Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan semangat Bineka Tunggal Ika;
2. Kami bertekad mempersiapkan dan membentuk generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, demokratis, jujur, berkeadilan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai, etika akademik, hak asasi manusia, kemajemukan, kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa yang berwawasan Nusantara;
3. Kami menolak organisasi dan aktivitas yang berorientasi dan / atau berafiliasi dengan gerakan radikalisme, terorisme, dan / atau organisasi kemasyarakatan / organisasi politik yang bertentangan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan;
4. Kami mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran paham dan / atau gerakan radikalisme, terorisme dan / atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Deklarasi antiradikalisme ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengapresiasi digelarnya deklarasi tersebut.
"Deklarasi ini sangat tepat. Karena pusat perubahan ini adanya di kampus. Manakala ingin mengukuhkan, kampuslah yang harus kita perkukuh terlebih dahulu," kata pria yang karib disapa Aher ini.
Aher menuturkan, belakangan ini isu radikalisme sudah merembet pada masalah kebinekaan. Sehingga, sambung dia, apabila tidak dicegah, paham radikalisme ini akan terus berkembang dan mengganggu keutuhan bangsa dan negara.
"Kebinekaan adalah fitrah kehidupan tidak sekedar fakta kehidupan, karena agama dan nilai kemanusiaan menyebutkan keragaman adalah sebuah fitrah kehidupan. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk tidak bersatu, karena kita hadir sebagai bangsa yang bersatu dalam kebinekaan," ujar Aher.
Sekretaris Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Gautama Wiranegara mengatakan deklarasi antiradikalisme ini sangat penting dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Dengan demikian, perkembangan paham radikal dapat diminimalisir atau bahkan ditangkal.
"Ini merupakan bentuk komitmen civitas akademika dalam mendukung pemerintah mencegah bahaya radikalisme," ucap Gautama. (bbn/bbn)
Comments
Post a Comment