
Ken, salah seorang pedagang video game Pasar Glodok, mengungkapkan sepinya pembeli yang datang ke Glodok lantaran pertumbuhan pusat perbelanjaan yang tinggi di Jakarta.
"Kita ini pedagang kecil, tolong pembangunan mal baru jangan ditambah lagi. Kalau bisa dibatasi. Semakin banyak mal, habislah kita. Orang sekarang lebih suka beli elektronik di mal daripada ke sini. Seharian kebanyakan saya bengong," kata Ken ditemui detikFinance di tokonya, Kamis (13/7/2017).
[Gambas:Video 20detik]
Dia menampik tren berbelanja online jadi penyebab utama merosotnya pengunjung Pasar Glodok dari tahun ke tahun. Menjamurnya gerai elektronik, termasuk di pusat perbelanjaan, membuat Glodok semakin meredup."Jadi bukan karena online, tapi karena mal sudah banyak sekali di Jakarta. Anak saya sendiri kalau beli barang elektronik lebih suka ke Taman Anggrek, padahal lebih jauh, katanya karena lebih nyaman dan bisa sambil cari hiburan," ungkap Ken.
Foto: Muhammad IdrisSementara itu, Asisten Manager Pasar Glodok PD Pasar Jaya, Aswan, mengungkapkan di kawasan Glodok sendiri setidaknya saat ini sudah ada 5 pusat grosir sekaligus yakni Glodok Plaza, Pasar Glodok, Harco Glodok, Pinangsia Plaza, dan Plaza Orion.
Lanjut dia, pusat belanja di Glodok tersebut belum menghitung ratusan toko-toko elektronik yang menjamur di sepanjang jalan Glodok sampai Mangga Dua ke Timur, dan Asemka ke Barat.
"Belum ini mau selesai lagi Harco Glodok yang lebih besar lagi di seberang. Itu dibangun di atas lahan Harco yang lama. Saya juga bingung di sini sudah ramai sekali tapi masih ada pusat elektronik yang baru," kata Aswan sembari menunjuk ke arah seberang Pasar Glodok.
Aswan kemudian membuka tirai gorden di belakang meja kerjanya untuk menunjukan keberadaan parkir mobil di belakang kantor pengelola Pasar Glodok.
"Kalau Anda mau lihat pusat belanja itu sepi atau tidak. Lihat paling gampang dari tempat parkirnya, kalau melompong kayak begini artinya ini tempat sepi," pungkasnya. (idr/wdl)
Comments
Post a Comment